Cerpen - Tegarku Mengurai Keindahan
.
.
Cerpen
Tegarku Mengurai Ke Indahan
Tegarku Mengurai Ke Indahan
Disebuah sekolah Menengah Atas( SMA), terjalinlah sebuah persahabatan 3 anak perempuan yang cukup terkenal disekolahnya, mereka adalah, Ana Dila dan Dinda, ketiganya memang sangat tenar diatara teman-temannya yang lain. Tak hanya dikelas, ketenarannyapun meyebar luas dikalangan sekolah mereka, kemanapun pergi, mereka selalu pergi bertiga penampilan nyentrik gaya modis ala orang kaya menjadi ciri has dari ketiga anak sekolah tersebut.
Sedangkan
disisi lain salah satu murid sekolah yang terbilang biasa saja yaitu bernama
Winda. Winda orangnya sederhana dan berpenampilan biasa saja, bahkan dia
dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana sekali, jadi ia kalau sekolah
hanya berpenampilan seadanya saja, dia selalu berjualan apa saja disekolah,
mulai dari makanan hingga pernak pernik yang disukai perempuan, hal itu Winda
lakukan karna biaya sekolah yang selau menuntunya agar hidup lebih keras dan
mandiri, jika ia ingin mencicipi bangku sekolah, ia harus bekerja.
Percakapan
1
Dila : “ eh temen-temen lihat deh.....si
Winda kasihan banget yah....masa sepatunya
itu-itu mulu!”
Ana : “ iyuh bangaet sih...ga pernah
ganti sepatu dasar jorok”
Dinda : “ emang tuh jadi cewe ko dekil banget, ga malu apa ya”
(mereka selalu
mengejek Winda)
Winda : “
Maaf...temen-temen aku bersih ko, lagian sepatuku juga belum rusak,
masih bisa di pakai ( Windapun hanya
terdiam dan melanjutkan berjualan
gorengan)
Dila :
“ Kalau kamu jualan ya kamu haris sadar dirilah, penampilan harus cantik
biar cowo-cowo pada mau beli sama kamu”
Winda : “ aku ngga papa ko, kalian mau
beli gorenganku? Enak loh...”
Ana :
“ idih najis.....siapa juga yang mau gorengan ini, berminyak banget ga sehat
bisa-bisa penyakitan deh..”
Dinda :
“ iyah..ntar penyakitnya nular,....iya penyakit
miskinnya..hahahaha...ooopsss...”
Winda :
“ kalau kalian gak mau beli, ngga app-apa ko ,aku mau jualan dulu ya...bye..”
Ana :
“dih...sana gih jauh-jauh...! “
Setiap
hari cacian,hinaan, selalu dilontarkan oleh mulut-mulut mereka bertiga, Winda
yang hanya anak sederhana pun Cuma bisa diam dan selalu tersenyum, bila mereka
menghujatnya.....bahkan tak jarang kalau winda menawarkan barang yang
dijajakannya kepada mereka walau Winda tahu mereka tak butuh itu.
Percakapan
2
Dinda :
“ eh winda ....kamu itu ngaca deh ....kita itu udah muak sama keluakuan
kamu di sekolah.”
Ana :
“ iya benar..malu kamu itu, ini sekolah bagus, jangan sampe deh terkenal
jeleknya Cuma karena kamu,, ga jelas banget
deh...”
Winda :
“ emang aku salah apa ko segitunya..”
Dila :
“ udah salah ga nydar pula..! kamu itu jelek jorok, kita itu jiji sama kamu...”
Winda :
“ kalau aku ada yang salah ya minta maaf, aku ga akan nawarin jualanku ke
kalian lagi ko...”
Ana :
“ udah dehhh.. ga usah basa-basi...lagian apa s’h yang kamu jual itu, ga jelas,
ga steril juga, makanan cuma bawa
penyakit..”
Winda :
“ aku cuma bantuin bapak sama ibu ko, ini juga untuk biaya sekolahku
sendiri, aku ga sama dengan kalian anak
orang kaya “
Dila
:
“..ya seharusnya kamu nyadar, udah tau miskin, nekad masuk sekolah
elit..duh cape deh..”
Winda :
“ maaf sekali lagi, maaf kalau aku salah....udah ya temen-temen aku mau
jualan ke kelas sebelah dulu..”
Ana :
“ bodo amat, mau jualan ke, mau jemuran ke, mau renang, itu urusan lu..”
Winda pun teteap sabar menghadapi watak dari ketiga anak
yang selalu menghinannya, bahkan tiada henti-hntinya winda meminta maaf kepada
mereka, winda hanya ingin hidup tenang tanpa permusuhan....dia memang anak yang
baik...ia berfikir kalau teman-temannya begitu karena sayang sama dia...dan
peduli dengan dia.
Suatu ketika ada acara rapat wali murid...dan semua murid
kelas IX di harapkan walinya untuk datang ke sekolah....nah semua murid pun
diberikan undangan untuk dititipkan kepada orang tuanya..mereka semua tidak
tahu isi undangan tersebut tentang pemanggilan wali murid yang hanya mereka
tahu itu undangan untuk orang tua dari sekolah.
Keesokan harinya, semua biasa saja ,proses belajar mengajrkan
pun berlangsung sama...dan saat tengah jam pelajaran semua wali murid pun
datang, dan menghampiri anak-anaknya yang sedang belajar , mereka pun memantau
pembelajaran anak, melihat perkembangan ananya disekolah dan lain-lain. Dan
wali murid pun diperkenankan masuk dan duduk bersama anaknya.
Hal yang ga disangka-sangkapun datang dari keluarga Ana,
semua teman-temanpun heran kalau orang tua Ana sebenarnya adalah penjual
sayuran yang sering keliling disekitar sekolah...Anapun menahan malu, karena
sebelumnya dia selalu memamerkan kalau dirinya itu orang kaya dan tajir, iya
selalu membanggakan kalau keluarganya itu pengusaha kaya.
Percakapan
3
Dinda : “ Na, ..tadi itu serius orang tua kamu...??
Dila : “ Iya tuh..?? bukannya itu tukang
sayuran yang sering keliling di depan
sekolah ya..??”
Ana : “ engga..engga, apa sih..?”
Dinda : “ jawab dulu ..!,bukannya katamu papa kamu itu
pengusaha ya..??
Dila : “ iya nih....masa tadi kek bukan
pengusaha..””
Ana : “Apa sih..??udahlah aku mau pergi
dulu..”
Dinda :” oh jadi selama ini kamu bohong ya..kamu anak orang
miskin..??”
Dila : “ idihh....ga malu nih, dasar
ngaku aja udah..”
Ana : “ kalo iya kenapa..??kalian mash
mau sahabatan sama aku? Kita kan udah
kenal lama aku ga ada temen selain
kalian..”
Dila : “ Ogah, gue temenan sama anaknya
tukang sayur...byeeeee aja deh....”
Dinda : “ Gue juga ogahh....lo aja sana temenan sama
terong....hahaha.. ooppss..maaf
( merekapun mengejek Ana karena sebenarnya
ia bukan dari keluaraga
orang kaya) “
Ana :
“ jahat banget ya kalian segitunya sama temen..”
Anapun
menangis, dia sendirian dikelas, kedua temannya sekarang sudah tahu pasti siapa
Ana sebenarnya....Winda yang dari tadi hanya diam, kemudian mendekati Ana, lalu
menemani Ana, sesekali menghibur Ana agar tetap tersenyum.
Ana :“ Makasih ya Winda..aku ngga tahu
lagi mau gimana, aku minta maaf sama
kamu.”
Winda : “ Ngga apa-apa ko, kita sama, kita bukan orang kaya
tapi kita masih punya
harga diri...bahkan harta itu bukan
segala-galanya buat menilai setatus
seseorang.”
Ana : “ iyah.. sekarang aku tahu, kalau
kita harus jadi diri sendiri, untuk mencari
teman sejati,.. gak perlu berpura-pura
kaya.. atau yang lainya agar diakui. “
Winda : “ Nah ..gitu dong pinter, ya udah sekarang kita kan
teman....bantuin aku
jualan yu..??”
Ana : “ Siap
deh, aku yang nawarin ya...kamu yang bungkus gorengannya..”
Winda : “ Siap boss...”
Ending Cerita.....Merekapun
bahagia, walaupun sebelumnya Ana menghina Winda, tetapi berkat kesabrannya
Winda,sekarangpun mereka berteman, Ana yang mulai sadar akan pentingnya
persahabatan sejati..kini mulai mengerti untuk saling mengisi dan membantu sama
lain.
![]() |
| Nova |
Okeh Sobat Travel , kita bisa ambil HIKMAH dari Cerita di atas adalah jangan pernah kamu meremehkan temanmu, karena bisa jadi dialah yang satu saat bakal menghinamu, tetap menjadi diri sendiri itu penting, jangan pernah menjadi orang lain, yang endingnya hanya ingin diakui, dan percayalah, Kesabaran selalu membuahakn hasil yang nyata dan memuaskan.
Sampai ketemu lagi di Artikel Selanjutnya..
Please Follow/Subscribe,Comment, Like dan Share..!!!
Pengarang : Nova (Klik Her to view Profil)
Baca Juga : Novel - Semua Karena Kamu #Part 2
Novel - Tragedi Cinta






Comments
Post a Comment